Fadil pun memarkirkan motornya dan masuk ke gerbang pemakaman mengikuti arah langkah Aya yang sudah beberapa meter di depannya. Posisi makam Ayah dan Ibunya bersebelahan dan berada di ujung dekat pagar pembatas. Aya pun melangkah sambil mengucap salam kepada penghuni makam ini. Tatapannya lurus ke depan, memandangi kedua makam orang tuanya yang terlihat bersih dan banyak bunga disana seperti ada yang datang lebih dulu dari aku, batinnya pelan dalam hati. Tapi siapa? ... Aku tidak memiliki saudara ataupun kerabat, batinnya kemudian. Aya sudah sampai di makam Ayah terlebih dahulu, ia sengaja berjongkok diantara kedua makam orang tuanya. Saat ini Aya memang sengaja memunggungi makam Ibunya agar Fadil tahu dengan sendirinya. Aya sudah siap di maki dan dibenci oleh Kakaknya karena membohongi