“Oke. Kalau begitu istirahatlah! Biar Aliye yang mengantarmu ke kamar dan membantumu mengemasi barang-barang. Aku akan ke ruang kerja dulu. Kalau kamu perlu sesuatu, silahkan minta pada Aliye.” “Baik.” Emira pun berlalu bersama Aliye menuju kamar yang telah dipersiapkan untuknya. **** “Morning…” Aku menyapa Emira yang kini sedang sibuk di dapur. Ia membalikan tubuhnya dan tersenyum padaku. “Morning, Alex.” “Kenapa kamu bangun pagi sekali?” “Aku sudah terbiasa seperti ini. Aku juga menyukai dapur.” Emira berkata sembari memberiku secangkir kopi. Selama beberapa hari di luar negeri, aku berpikir apa yang dikatakan oleh Aliye itu tidak benar. Tapi pagi ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa Emira benar-benar membantu p