Irfan mau tidak mau langsung mengajak Timo membicarakan tentang Hesti. “Ya, sore ini dia lebih berani,” ujar Timo, tidak peduli Numa mendengarnya. Lagi pula dia sudah menjelaskan ke Numa, bahwa dia hanya mencintai Numa dan tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun kecuali Numa. Terlebih, dia sudah memberikan kesenangan ke gadis itu. Numa sudah selesai mencuci piring, dia pikir bahwa lebih baik pergi, agar papa dan Timo lebih leluasa berbincang. Lagi pula, dia yakin Timo pasti akan melapor jika ditanya. “Hei, nggak sapa om Timo dulu?” ujar Irfan tiba-tiba. “Oh.” Numa pura-pura segan, dia mendekati Timo dan menyalaminya, juga mencium punggung tangan Timo. Irfan tersenyum lebar melihat sikap Numa yang lebih sopan dari pada sebelumnya di depan Timo. Numa dan Timo saling pandang bebera