Bab 18. Bincang Dengan Papa

1114 Kata

Numa menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan diri agar tidak mendesah. Dan dia sudah berkeringat. “Hmmm.” Numa menahan teriakannya saat tubuhnya bergetar dengan sendirinya. “Udah, Om.” Timo menghentikan aksinya, tahu Numa sudah puas. “Ampun, enak ba … nget. Hmmm.” Numa terpana melihat cairan ke luar dari miliknya dan jatuh di atas lantai. Timo memeluknya erat, dan Numa juga memeluknya. Lalu keduanya tertawa pelan. “Haha, Om.” “Kenapa?” Numa menutup mulutnya dan menggeleng. Entah kenapa dia menyukai keseruan sore ini bersama Timo. “Sudah, aku bereskan. Kamu harus istirahat.” “Om nanti gimana keluar dari kamarku?” “Ya kamu bantu aku dong.” Numa tertawa lagi, geli melihat Timo yang tertunduk sambil membersihkan lantai kamarnya dengan tisu. Timo juga melipat celana Numa dan menyingki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN