Joana masih merenung, dia tidak mengerti kenapa pria tersebut bisa terus mengawasi dirinya. "Ya sudah kembalilah bekerja. Aku akan menghubungimu setelah semuanya selesai." Ucap Joana, dia mulai membuka berkasnya.
"Kamu memikirkannya? Ana, ana.." Hervan tersenyum geli melihat Joana sejenak melamun ketika mendengar bahwa Frans kabur dari masa perawatan. Pria itu bersiap berbalik dan pergi.
"Kamu nanti pulanglah kembali ke sebelah rumah sakit, aku akan kembali ke rumah papa." Sahut Joana, dia mengabaikan sindiran dari Hervan. Baginya tidak ada untungnya berdebat dengan pria itu.
"Oke!" Sahut Hervan segera. Dia tidak berharap sepupunya itu melunak padanya, baginya itu hanya mimpi sia-sia.
Saat menutup pintu ruangan kerjanya. Hervan kaget sekali karena Frans sudah berdiri di belakang pun
