Part. 25

1699 Kata

Lobby kantor Affandi Group nampak heboh, para karyawan saling berbisik melihat Ronald yang datang dengan wajah babak belur penuh lebam. Mata sebelah kirinya pun bengkak hingga bola matanya jadi tidak terlihat. Pelipisnya di perban menutupi jahitan dari lukanya yang robek. Bibirnya juga masih merah dengan bekas luka yang lebar. Kalau saja hari ini dewan direksi tidak mengadakan meeting rutin mungkin dia lebih memilih tinggal dirumah saja. Namun dia tahu, semenjak kehadiran Ramon, posisinya sebagai CEO terancam di perusahaan ini. Toh ibarat sebuah kerajaan, pewaris tunggal adalah ayah Ramon, yang artinya jika dia telah mangkat, maka Ramon yang berhak menggantikannya. Namun kakek tidak memikirkan ke arah sana sehingga tidak membuat wasiat seperti itu. Wasiat terakhirnya justru te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN