“Kenapa kamu se—“ “Aku takut Dai, aku takut kita akan canggung kalau aku ingat itu. Aku nggak mau buat keadaan kita berjarak,” potong Dion. “Lalu apa bedanya kalau kamu jujur sekarang? Apa yang kita lakukan waktu di mobil juga bagaimana? Bukankah itu lebih parah?” tanya Daisy sambil menatap Dion membuat pria itu menundukkan kepalanya. “Maaf Dai, tapi aku nggak bisa bohong.” “Bohong?” tanya Daisy sambil mengernyitkan keningnya bingung. Dion dengan berani menatap Daisy sehingga pandangan keduanya bertemu. “Aku suka sama kamu. Tidak, bukan suka biasa. Aku punya perasaan lebih sama kamu, bukan perasaan biasa. Tapi perasaan lebih antara pria dan wanita. Aku nyaman sama kamu, aku ingin melindungi kamu. Aku ingin membahagiakan kamu sampai kepada itu. Aku ingin miliki kamu seutuhnya, jadi p