BAB 6
PASUKAN SIHIR
Selain menghidupkan kembali Pangeran James, ternyata Zontus juga kembali menghidupkan penyihir -penyihir tua lainnya seperti penyihir putih istana, Latuza, bahkan neneknya Sang Ratu dari King Hary.
Zontus benar-benar membuat pasukan dari para mahluk sihir yang mustahil terkalahkan, Luise bisa merasakan hal buruk apa yang akan segera terjadi.
"Kau tidak harus selalu mengikutiku!"
Jujur Luise merasa terganggu tiap kali menatap sepasang netra hijau terang mahluk yang mengikutinya, dan tiap kali Luise hanya ingin mengutuk Zontus karenanya.
Tubuh pangeran James masih berdiri patuh di depannya tak bergeming .
"Oh bahkan aku tidak tau bagaimana harus memanggilmu."
Meski dengan tubuh yang sama tapi mereka jelas orang yang berbeda, tak dipungkiri Luise sering kehilangan arah tiap kali menatap wajah rupaean kekasihnya itu . Walaupun menatap pangeran James kali ini bagaikan penghinaan besar akan memori yang coba Ia jaga selama ini. Pangerannya yang hangat berubah menjadi mahluk kaku berdarah kotor.
Luise merasa Zontus hanya sedang ingin mengejeknya sekaligus membalas dendam pribadinya.
"Tunggu di sini dan berjagalah di luar pintu kamarku."
Luise benar-benar kesal di buatnya, dia harus segera menemui Zontus dan menyuruhnya mencabut perintahnya.
Luise sudah tidak peduli dengan tatakrama jika harus menggedor pintu Raja berengseknya itu di tengah malam.
"My Lady, aku tidak tau bagaimana Anfa bisa bertindak sangat tidak sopan di tengah malam begini?"
"Cabut kata-katamu, aku tidak mau mahluk sihirmu itu terus mengikutiku! " tegas Luise tanpa basa-basi.
"Apa sepupuku mengecewakanmu? "
"Tutup mulutmu Zontus !"
"Bergabunglah denganku, aku janji tidak akan mengecewakan Anda, Lady."
Zontus sengaja membuka lebar pintu kamarnya untuk mempersilahkan Louise masuk.
"Sudah cukup Anda mempermainkanku Yang Mulia, cabut sihirmu sekarang juga atau aku tidak ingin melihatnya lagi! "
"Lakukan sesuatu untuk membujukku."
"Kau gila Zontus !"
"Karena Anda sudah terlalu lama mengacuh kan ku my Lady, lihat lah aku bisa memberikan apa yang tidak bisa di berikan kekasihmu itu."
"Aku ingat kau cukup membuka gaunmu," bisik Zontus .
Luise hanya coba menahan diri, mengingat sudah terlalu malam untuk membuat keributan. Sungguh dia hanya ingin menyeret Zontus keluar.
"Kau mahluk menjijikkan! "
Luise memilih pergi, karena merasa percuma.
*****
Karena masih kesal Luise sengaja tidak keluar dari kamarnya meski dia tau hari ini Zontus akan mendeklarasikan pasukan sihirnya, putri benar-benar sudah tidak perduli dengan kekacauan yang akan di buat rajanya itu.
"Masuklah."
Dengan patuh Pangeran James mengikuti perintahnya.
Kali ini pemuda itu sudah berdiri di depannya, Louise memperhatikan tubuh kekasih yang sangat dirindukannya itu, meski tetap sangat menyakitkan melihatnya seperti itu.
Luise berdiri untuk mendekatinya.
"Panggil aku Lu, hanya Lu."
"Lu"
Luise tersenyum mendengarnya, ingat bertapa Ia sangat merindukan panggilan itu.
"Apa kau juga bisa mencintaiku? "
Tanpa di duga mahluk itu menciumnya lembut, Luise sadar betapa bodoh dirinya tapi dia tak peduli, dia hanya sedang sangat merindukannya.
"James... "
"Apa itu dirimu? " lanjut Luise, mungkinkah masih ada sedikit jiwa yang tersisa di dalam sana.
Hati-hati Luise mulai memeluknya.
"Lu"
mari luangkan untuk memberi dukungan untuk cerita ini, kasih Like sebagai hadiah yang sangat berharga buat penulis