BAB 7 FIGHT

977 Kata
BAB 7 FIGHT Kekesala Zontus bertambah saat menyaksikan Luise yang sudah datang terlambat justru sengaja memperlihatkan kedekatannya dengan mahluk terkutuk di sampingnya. "Silahkan, My Lady," sambut paman Edmun yang tidak menangkap kemurkaan Zontus. Luise menerima uluran tangan pamannya yang mempersilahkannya duduk. Di hadapannya ada ribuan mahluk sihir dari berbagai masa berlutut menunggu perintah dari Rajanya. King Zontus yang Mulia berdiri di singgasananya bagai dewa yang memimpin mahluk-mahluk neraka tersebut sebagai budaknya. Mahluk-mahluk tersebut memiliki wujud yang beraneka ragam, ada yang mengeluarkan suara desisan bahkan lengkingan. Suara-suara yang mereka ciptakan bergemuruh layaknya ribuan mahluk yang berkumpul dan sedang meneriakkan kejayaan untuk rajanya dengan berbagai bahasa yang Eluis sediri tidak sepenuhnya mengerti. Karena tidak sedikit dari mereka yang sepertinya masih menggunakan bahasa yang sangat kuno. Luise sengaja tak terlalu menghiraukan mereka, dia mengambil tempatnya di samping Zontus yang sepertinya kali ini juga memilih bersikap dingin. Zontus memberi perintah pada mahluk-mahluk itu untuk mengambil alih beberapa negeri di selatan. Luise tau itu artinya bencana, tapi siapa yang perduli? Karena Zontus tetap tidak akan mendengarkannya. Luise sengaja diam kali ini tapi bukan berarti dirinya tidak sedang membuat rencana. Sebelum pergi Zontus juga memberi perintah agar mahluk-mahluk sihir itu juga memberikan rasa hormat padanya. Putri Eluis memberi isyarat dengan mengangkat tangannya agar mereka semua berdiri, dia juga hanya melirik Zontus sekilas tanpa ingin menangapi apapun tentang tindakannya hari ini. Mahluk-mahluk sihir tersebut mulai beterbangan kesegala penjuru, bergumul-gumul bagai awan hitam gelap yang seketika memenuhi langit. Wabah penyihir adalah kutukan yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Setelah menyaksikan seluruh pasukannya pergi Zontus berjalan mengabaikan Putri Eluise. King Zontus berhenti tepat di hadapan pangeran James yang menunggu Loise di bawah. "Mahluk berengsek! " Luise belum sempat berpikir saat Zontus menebas kepala mahluk tersebut dengan pedangnya. Meski sadar mahluk tersebut tak ubahnya boneka yang berjalan, tapi bagi Luis menyaksikan kepala Pangeran James yang jatuh mengelinding ke tanah tentu tetap membuatnya cukup murka. Masih dari tempatnya berdiri ia meluncur untuk menerjang Zontus. Tubuh mereka berdua melesat bagaikan peluru hingga jauh kedalam hutan, dan tak lama terdengar suara berdebum yang menggelegar dari kejauhan. "Sungguh aku tidak akan mengalah, My Lady." Bagai iblis wanita yang murka Luise hanya ingin merobek tubuh Zontus kemudian mengunyah jantungnya. Sudah hampir setengah hari mereka berkelahi tanpa lelah, Luise kembali melompat untuk memukul Zontus, nafasnya sudah tersengal hebat tapi dadanya masih bergemuruh kencang tidak mau kalah. Beberapa kali tubuh mereka berguling dan jatuh di tanah, bahkan zontus sempat merobohkan beberapa batang pohon karena murka. "Kembalikan dia sekarang juga !" triak Luise sekali lagi, gadis itu masih terus menyerang. "Bukankah kau sendiri yang bilang tidak menginginkannya," tangkis Zontus mendorong Luise mundur. Luise kembali menendang dengan kakinya, meski tubuh Zontus tak bergeming namun dia tetap tak menyerah. Zontus yang semakin kesal dengan cepat mencekal pinggang wanita itu mendorongnya ke sisi tebing dan mulai menciumnya kasar. Untuk kesekiankali Luise berhasil lolos setelah memukul keras rahan Zontus dengan sikunya, hingga terdengar suara berderak dan bibir Zontus yang berdesis murka. "Kau hanya pencemburu berengsek Zontus! " Suara bedebum kembali terdengar, saat Zontus kembali merobohkan satu batang pohon besar sebelum akhirnya dia melompat untuk menindih tubuh Luis yang belum sempat menghindar. Menjerat kedua lengan Luis kuat, karena sepertinya wanita itu belum menyerah untuk memukulnya. "Dengar!"___"aku tidak akan menghidupkan kembali mahluk berengsek itu, Lu! " "Jangan berani memanggilku seperti itu ! " "Aku tak peduli! " "Sumpah aku akan membunuhmu setelah ini Zontus!!! " "Cobalah sedikit bersikap manis, aku Rajamu, dan sudah cukup aku menahan diri, kau adalah milikku, Putri Eluise." "Kau tidak akan bisa terus memaksaku." "Tidak karena kau juga akan menginginkannya! " Zontus mulai melepas kancing celannya kemudian merentangkan kaki Loiise untuk memasukinya dengan paksa. Bahkan dia tidak peduli ketik wanita itu terus mengabaikannya karena Zontus tau Louise juga akan segera menyerah dengan keangkuhannya. Zontus sudah pernah menyetubuhi wanita itu di atas lantai hutan di hari pertama mereka bertemu, karena itu dia tau Louise adalah mahluk yang bisa menjadi begitu panas hingga membuat pria gila untuk menyetubuhinya. Zontus masih terus bergerak sambil melucuti pakaiannya sendiri hingga mereka berdua sempurna seperti sepasang mahluk hutan yang tidak beradap. Mereka sudah membuat seluruh penghuni hutan malu untuk ikut melihat pergulatan mereka yang sudah seperti pasangan kekasih yang telah seribu tahun tidak b******a. Luis tak percaya jika kali ini dirinya kembali terbaring di atas lantai hutan dengan tubuh telanjang Zontus yang masih belum mau berhenti menyetubuhinya. Tentu Louise juga bukan wanita yang akan mengalah dengan arogansi seorang pria. Mungkin mereka bisa gila berdua, dan tidak akan ada yang peduli. Zontus memang pria b******n dan layak untuk mendapat balasan yang setimpal. Berulangkali Luis membuat Zontus mengerang hingga keratan giginya bergetar. Zontus kembali membalik tubuh Luis dan menghempaskannya ke tanah dengan kasar. Zontus benar-benar sedang menyutubuhi wanita itu dengan berbagai cara dan belum mau berhenti hinggar Akhirnya mereka sama-sama terbaring kepayahan sembari memandang langit-langit hutan yang sunyi setelah pergulatan mereka berakhir dengan begitu luarbiasa melelahkan. "Jangan mengajakku berkelahi lagi, atau aku hanya akan menyakitimu," kata Zontus berharap mereka bisa lebih terbuka setelah ini. "Hentikan semua ini, Zontus." Zontus berpaling untuk enatap wanita yang masih berbaring di sampingnya, Zontus hanya bisa menggeleng ringan. Zontus tau apa yang sedang mereka bicarakan, dan dia juga tau jika Putri Eluise tidak akan pernah setuju dengan pasukan sihirnya. "Kau atau aku yang akan menghentikannya?" Tegas Luise yang tiba-tiba bangkit untuk memungut sisa pakaiannya yang ter cecer. "Lihat kau hampir membuat kita berdua pulang tanpa pakaian," setelah berpakaian dengan cepat Luise berharap tidak akan ada yang melihatnya dengan pakaian compang camping seperti itu. Dia segera pergi meninggalkan Zontus yang masih berbaring di atas rumput hutan dengan tubuh telanjang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN