Mulai merubah semuanya

950 Kata
"Clara Sayang, kau sudah bangun?" Ucap Astrid ketika melihat Clara mulai membuka matanya. Clara memandangi wanita di depannya yamg terlihat khawatir dengannya, dia lalu mengedarkan pandangannya yang ternyata ada pria tadi dan memandanginya dengan tatapan datar. "Tidak bisa di percaya, bagaimana bisa aku masuk ke dalam tubuh wanita lain yang bernama Clara." Batin Clarisa. "Apakah ini kesempatan aku untuk hidup yang kedua?" Batinnya. Dia mengepalkan tangannya, saat dia tadi pingsan, dia mengalami mimpi dari jawaban kebingungannya di mana dia masuk ke dalam tubuh wanita yang bernama Clara Brown, wanita yang ternyata sudah menjadi istri yang tidak pernah di inginkan dari pria yang tadi masuk ke dalam kamar mandinya, yaitu Malvin Johnson. "Clara." Panggil Astrid lagi yang membuatnya tersadar dari lamunannya. "Aku tidak apa, aku sepertinya hanya kelelahan." Ucap Clarisa pada akhirnya. "Kau membuat kami khawatir, jangan terlalu lelah, istirahat yang cukup." Ucap Astrid yang membuat Clarisa hanya mengangguk. "Sangat merepotkan," ucap Malvin lalu pergi dari sana. "Jangan di ambil hati, kau tau jika Malvin tadi sibuk, dia mungkin ada masalah dengan pekerjaannya." Ucap Astrid. "Tentu saja tidak, Mama. Eh Mommy, aku memanggilmu, Mommy kan?" Ucap Clarisa yang membuat Astrid mengerutkan dahinya karena Clara yang dikenal olehnya menjadi seperti bersemangat, padahal dia tadinya sangat lugu dan pemalu. "Apa kau salah makan? Kau sakit?" Tanya Astrid mengecek suhu dahi Clara namun dia malah terkekeh. "Aku baik-baik saja, Mom! Jangan khawatir. Mulai hari ini. Aku akan selalu baik-baik saja. Aku akan membuat pria dingin itu menyesal karena telah mengabaikan Clara, maksutku telah mengabaikan-ku." Ucap Clara tersenyum manis, Astrid semakin bingung namum dia tersenyum tipis. "Kau sangat aneh, Sayang. Tapi aku suka semangatmu." Ucap Astrid. "Aaarg, gemas sekali aku memiliki ibu mertua yang baik dan cantik sepertimu," ucap Clara memeluk Astrid yang membuat Astrid semakin bingung, bahkan Ida, pelayan pribadi Clara pun juga bingung dengan sikap Clara yang tiba-tiba berubah. "Baiklah, katakan kepada Ida, jika kau menginginkan sesuatu." Ucap Astrid yang di angguki oleh Clara denga semangat. "Ida, bisa aku berbicara sebentar denganmu?" Ucap Astrid. "Tentu, Nyonya." "Apa tadi Clara memakan sesuatu yang salah? Apa yang terjadi? Aku merasa Clara sedikit aneh." Ucap Astrid. "Nyonya Clara bahkan belum makan, Nyonya. Dia tadi tertidur, dan saat bangun memang sudah terlihat sedikit aneh." Ucap Ida yang membuat Astrid semakin bingung. Sedangkan di kamar mandi, Clarisa yang melihat wajah Clara mencibirnya. "Kau cantik Clara, tapi kenapa rambutmu dikuncir seperti ini, dan lihatlah pakaianmu. Astaga. Culun sekali. Pantas saja jika suamimu yang sok tampan itu tidak menoleh sedikitpun padamu." Gumam Clarisa melihat wajah Clara yang bahkan sangat kusam, "Tenang saja, aku akan merubahmu! saat menjadi Clarisa, tidak ada yang tahan dengan pesonaku, aku akan membuatmu seperti Clarisa Garcia, seorang wanita cantik dan seksi. Aku akan membuat pria manapun akan terpesona denganmu, Clara." Gumam Clarisa terkekeh sendiri. Dia memutuskan untuk berendam di kamar mandi untuk agar sedikit rileks. "Aku belum tau di mana ini, jika aku berada di tubuh ini, lalu bagaimana dengan tubuhku yang asli? Apakah tubuhku sudah tiada?" Gumam Clarisa yang lalu merubah raut wajahnya menjadi sendu. "Mommy dan Daddy pasti sedih saat kehilanganku." Gumam Clarisa menghela nafas panjangnya. Dia bahkan tidak tau dimana dia sekarang dan ada di negara mana. Tapi dia akan mencari tau keluarga ini dan keluarganya, mereka juga harus tau jika dia bisa sampai di tubuh Clara karena Revan dan selingkuhannya. Setelah selesai mandi, Clara pergi ke walk in closet dan bergidik sendiri. "Aku harus belanja, baju Clara membuat mataku sakit." Gumam Clara akhirnya memakai baju yang menurutnya lumayan untuk dipakai olehnya. "Aku juga harus perawatan, astaga! Bagaimana bisa wajahmu kusam seperti ini. Suamimu kaya. Seharusnya bisa kau gunakan untuk perawatan setiap detik." Gumamnya. Dia mengomeli dan mengumpati kebodohan Clara karena tidak menjaga wajahnya yang sebenarnya dia cantik, hanya saja dia sedikit kusam. "Apa ini Clara?" Gumamnya saat melihat ada ponsel di atas meja. "Aah iya, ini memang ponselnya." Gumam Clara karena di sana walpaper ponselnya pernikahannya dengan Malvin, dan sudah pasti itu ponsel Clara karena Malvin tidak mungkin memakai walpaper foto mereka di ponselnya. Entah kenapa dia mengetik pin asal namun ternyata benar. "Astaga, apakah aku cenayang." Gumam Clara terkekeh karena bisa membuka pin ponselnya dengan asal. Dia melihat pesan dan membuat dia geram sendiri, "Jika ini ponsel Clarisa, sudah pasti banyak yang mengirimkan pesan tanpa aku balas, tapi ini malah dia mengirimkan pesan banyak untuk suaminya tapi tidak dibalas sama sekali. Benar-benar sok tampan. Awas saja jika kau meminta jatah denganku." Gerutu Clara. "Eh, tunggu! Memangnya dia sudah pernah meminta jatah dengan Clara jika wajah dan tubuhnya saja tidak dibuat menarik." "Tubuhmu bagus, Cla. Hanya perlu dipoles sedikit, oke sekarang kita belanja saja." Gumam Clara lalu melihat tasnya dan ternyata ada kartu tanpa batas di sana. Clara berjalan ke bawah dan bertemu dengan pelayan pribadinya. "Nyonya, anda sangat cantik." Ucap Ida yang memuji nyonyanya ini penampilannya sedikit berubah. Bahkan rambut yang biasanya selalu di kuncir, di tata dengan baik dan menjadi bagus. "Seharusnya memang iya, sayang sekali dia tidak bisa berdandan." Ucap Clara yang membuat Ida tidak mengerti. "Aah, maksutku, aku memang ingin merubah style-ku, aku harus berubah cantik dan seksi agar bisa menarik perhatian suamiku, benar begitu bukan." Ucap Clara meralat perkataanya. Ida tersenyum dan sangat senang dengan pola pikir Nyonya-nya yang berubah. "Anda memang cantik, Nyonya. Saya yakin, Tuan Malvin pasti akan jatuh cinta dengan anda suatu hari nanti." Ucap Ida yang membuat Clara terkekeh. "Bi, aku ingin pergi, jika ingin membawa mobil, aku harus meminta dengan siapa kuncinya?" Tanya Clara yang membuat Ida semakin heran. "Anda ingin mengendarai mobil sendiri, Nyonya?" Tanya Ida yang di angguki oleh Clara namun sedetik kemudian menggeleng. "Aku tidak tau jalan di sini, bodoh sekali." Batin Clara "Sepertinya aku ingin di antar supir saja." Ucap Ida yang memgerti dan langsung mengantarkannya di depan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN