Teh hangat

949 Kata

Setelah menyepakati semuanya, keduanya bisa bernapas lega. Atau lebih tepatnya Laras yang berpura-pura untuk menerima segalanya. Kini, mereka menuju jalan pulang masih dengan keheningan yang sama. Tapi pada akhirnya Candra memulai obrolan. "Kamu gak pengen kerumah mengobrol dengan ibu dan Joy?" tawar Candra, mengingat keluarga Laras tengah tinggal disana untuk beberapa hari. Laras nampak menimang-nimang, ia bingung harus bagaimana. Satu sisi juga ingin mengobrol dengan ibunya tapi pekerjaannya menumpuk di kontrakan. "Gak deh pak, saya masih banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan dan harus lembur." "Kamu kesambet apa rajin sekali? Waktu kerja sama saya kenapa malas?" "Kan, itu bukan atas dasar kemauan saya. Ini juga bisnis saya." terangnya "Oh, jadi begitu?" Laras mengangguk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN