BAB 46 - Getir

1244 Kata

Tata membukakan pintu rumah dengan wajah lesu. Warna hitam di kantong matanya terlihat jelas. Dia tidak tidur semalaman menunggu Arga. Dia khawatir karena Arga tidak kunjung pulang. Di sisi lain handphonenya juga tidak bisa dihubungi. Hingga akhirnya dia mendapatkan sebuah pesan dari Arga yang menyuruhnya untuk membukakan pintu. “Papa sama Mama nggak tau, kan?” tanya Arga begitu Tata membuka pintu. Tata menggeleng lemah.   “Bagus deh,” Arga tersenyum senang lalu bergegas naik ke lantai atas.  Arga melangkah dengan wajah riang. Dia menaiki satu persatu anak tangga sambil bersiul-siul pelan. Semantara Tata menatapnya dengan mata sendu. Tungkai kakinya terasa letih. Sekujur tubuhnya kini menggigil karena belum memicingkan mata sepejampun. Tata pun lekas menyusul Arga dengan langkah gontai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN