“Mas, kamu dari mana? Tiba- tiba muncul?” Naomi menghampiri Osman yang melangkah masuk. “Aku menemui Orin.” Naomi langsung berubah murung. Senyumnya menghilang. “Untuk apa kamu menemuinya?” “Aku menalaknya. Aku sudah berpisah dengannya.” Jawaban yang membuat hati Naomi terasa lapang. Lega. Pada akhirnya tujuannya tercapai juga. Dia ingin hidup tenang tanpa ada orang ketiga. Selama ia berbagi suami, hatinya tak rela, sering merasa cemburu. Dan akhirnya sekarang orang ketiga itu sudah pergi dari kehidupannya. Kini, Naomi bisa hidup bahagia bak keluarga sempurna bersama dengan suami dan anak. Anehnya, justru Osman merasakan sesuatu yang tak nyaman dalam benaknya. Dia merasa kehilangan. Bahkan malam itu, Osman gelisah. Tidur dengan tubuh bolak- balik. Miring ke sana dan ba