"Lima ratus juta?" tanya Orin, menatap Ikmal nanar. "Ya." Ikmal mengangguk. "Kurang," tegas Orin. "Aku hanya punya segitu. Aku tidak punya uang lebih. Aku hanya seorang GM yang upahnya jauh dari posisiku saat menjadi CEO dulu." "Wah, kamu malah lebih menyedihkan." Ikmal tersenyum. Orin masih bisa mengejeknya juga. "Jadi kamu maunya berapa?" "Satu miliar." Ikmal termenung sebentar. "Gunakanlah SK milikmu itu untuk pinjaman. Apakah SK milikmu itu tidak berfungsi dengan baik?" saran Orin enteng saja. Ikmal mengernyit. Namun kemudian dia berkata, "Baiklah. Akan aku usahakan uang itu untukmu secepatnya." Pria itu melangkah keluar, namun kemudian berhenti dan menoleh pada Orin. "Berjuanglah. Bangkitlah! Kau harus sanggup mandiri tanpa lelaki itu!" ucap Ikmal. "Kayak mayit saja suru