“Kau tidak makan?” tanya Osman menatap meja di depan Orin kosong. Tangan wanita itu bahkan tertumpuk santai di atas meja. Bibir ranum merah itu membentuk senyum tipis. Sungguh dahsyat efek senyuman manis Orin, dua lelaki di hadapannya bisa terpaku menatapnya. Mengagumi dalam diam. Degupan jantung mereka pun jadi bergelora. Keduanya fokus menatap wajah Orin yang memang sangat cantik sekali. “Makananku belakangan baru datang, masih dalam proses,” jawab Orin dengan rileks. “Jadi, apa maksudmu mengundang kami berdua ke sini?” tanya Osman. “Santai saja dulu. Kita makan bersama.” “Makan bersama? Berarti kau juga harus makan bukan? Aku menunggu menumu datang, barulah kita akan makan.” Orin menoleh saat pelayan datang dan menyajikan makanan panas untuknya. Sop ayam kampung. Inilah makanan