"Mas Osman menjemputku di gedung tempat pengajian lalu pulang bersamaku," jelas Naomi lagi. "Oh." Orin makin lemas. Ternyata Osman menjemput istri kesayangannya makanya tidak jadi menjemputnya. "Tolong katakan ke Osman, aku minta jemput di mall. Aku menunggunya sejak sore tadi di sini." "Mas Osman sudah tidur di kamar. Dia kelelahan. Kasian kalau dibangunkan. Kamu naik taksi saja ya," sahut Naomi kemudian mengucap salam yang dibalas dengan lemas oleh Orin. Leo tertawa. Menertawakan Orin. "Apa kubilang? Pak Osman pasti memilih untuk bersenang- senang dengan istri tercintanya itu. Kenapa kau belum juga menyadarinya?" Orin manyun. Garuk kepala. Lalu meninju lengan Leo. "Bahagia sekali ya lihat orang lain sengsara? Nyebelin banget kamu." "Ha ha haa.... Seharusnya kamu jauh lebih mengenali