“Jadi bagaimana kejadiannya, kenapa Saddam bisa sampai kecebur kolam? Ya tuhan!” Osman mengusap wajah bingung, cemas dan panik.” Tatapannya tertuju ke arah Saddam yang tertidur pulas di kasur kecil miliknya. Naomi yang berdiri di dekat Osman itu diam membisu. Wajahnya masih tampak sinis, tak bersahabat. Orin menghela napas untuk menenangkan diri. “Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi? Jelaskan padaku, Orin!” pinta Osman. “Aku kebelet e’ek, Mas. Aku titipkan Saddam pada Mbak Naomi di ruang tamu. Saat aku keluar dari kamar kecil, aku tidak melihat Saddam. Hanya ada Rehan dan Mbak Naomi saja di ruang tamu. Dan aku temukan Saddam sudah merangkak di tepi kolam. Aku terlambat mengejarnya,” jelas Orin. Tatapan Osman tertuju pada Naomi. “Kenapa kamu bisa lalai, Naomi?” Naomi mem