Darah dalam tubuh Osman seketika mendidih. Dia menelan saliva. Lalu menoleh dengan wajah merah padam.
"Aku memintamu menikahi Orin untuk menutupi aibnya, dia hamil anakku. Kembalikan anak itu kepadaku, aku ayahnya!" tegas Ikmal.
Saat itulah Osman baru sadar bahwa ia telah menjadi barang mainan bagi Ikmal. Dia disuruh menikahi Orin dan dengan polosnya mengiyakan tanpa.curiga bahwa Orin yang menjadi selingkuhan Ikmal itu telah hamil duluan.
"Kau jangan bermain- main denganku hanya karena ingin mendapatkan Orin dariku," tegas Osman dengan geram.
"Silakan tes DNA jika meragukan ucapanku. Kau juga boleh tanyakan ini pada Orin, dia pasti akan menjawab jujur, bahwa kedua bayi kembar itu adalah anakku," jawab Ikmal dengan senyum penuh kemenangan.
Setelah membuat rumah tangga Osman menjadi ru
