Bross Jilbab Untuk Orin

1102 Kata

Osman. Pria itu terlihat sangat tenang menggenggam kepalan tangan si bule. “Fucck!” Si bule makin kesal. Dia melayangkan tinju satunya. Sigap sekali Osman menangkap tinjuan berikutnya. Dalam hitungan detik, lengan tangan si bule sudah berhasil dibekuk ke belakang. “Aarggkh… Sakit!” Si bule bersimpuh, berlutut menahan sakit. “Orang yang hampir kau pukul itu adalah perempuan. “Kau terlahir dari perempuan juga bukan?” “Maaf. maaf.” Si bule akhirnya pasrah. Mengalah karena kalah. Dari pada tangannya terus dipelintir dan patah, dia juga yang rgi. “Minta maaflah pada wanita itu!” titah Osman. “Maaf, Nona.” “Good! Anda adalah tamu di sini, seharusnya bersikap sopan pada tuan rumah, jangan berperilaku semena- mena!” Osman melepaskan si bule. Tubuh tinggi itu berangsur tegak b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN