Langkah kaki Orin tersendat saat berjalan menuju ke sebuah butik yang ditunjuk oleh Naomi. “Kenapa kok macet?” tanya Naomi menoleh pada Orin. “Butiknya tidak keren. Kita ke sebelahnya saja, yuk!” ajak Orin langsung membelokkan langkah menuju ke butik sebelahnya. Naomi ngikut saja. Pilihan Orin memang selalu berkelas. Dia lebih memilih butik ternama ketimbang butik yang sebenarnya juga bagus, hanya saja belum setenar pilihan Orin. Secepatnya Orin menuju ke bagian pakaian atasan longgar yang bertengger rapi di gantungan. “Ini aku beli banyak loh, Mbak,” ucap Orin sambil memilih- milih baju. Sekilas ia melirik ke wajah Naomi untuk melihat reaksi istri lain dari suaminya itu. Naomi tenang saja. ia pun ikut memilih- milih baju syar’I yang bersebelahan dengan deretan baju pada pil