Dipaksa Pergi

1114 Kata

“aku masa depan kamu Last…” ucap Zio seraya menatap manik hitam Lastra yang sayu. Lastra mencoba tersenyum, baginya menjadi yatim piatu masih jauh lebih baik daripada punya orang tua akan tetapi selalu diabaikan bahkan tidak pernah dianggap ada. Ia selalu bertanya-tanya di mana letak kesalahanya, apa yang sebenarnya yang ada dipikiran orang tuanya. Apakah hadirnya ia di dunia ini adalah sebuah kesalahan sehingga harus menerima perlakuan seperti itu. Tidak ada satupun yang bisa membantunya menemukan jawabannya hingga saat ini. “Zio… apa keluargamu bisa menerimaku, maksudku aku…” Lastra menelan salivanya “aku dan keluargaku yang seperti itu?” “jangan berfikir macam-macam, orang tuaku tidak sepicik itu!” ucap Zio seraya menyentil dahi Lastra Lastra mengerucutkan bibirnya seraya mengusap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN