Zio dan Lastra berjalan keluar kamar berpelukan dengan Lastra meletakkan telapak kakinya di atas kaki suaminya. Zio terkekeh melihat istrinya yang tak ingin melepas pelukannya, tak ingin ditinggal pergi. Ia mengusap lembut wajah istrinya dengan punggung tangannya. “Kalau begini mending kamu ikut aja.” Ajak Zio. “Kalau perginya selain ke sana, aku pasti ikut.” Ucap Lastra seraya memanyunkan bibirnya, ada sebersit luka terlihat di matanya. Ini pertama kalinya dalam dua bulan usia pernikahan mereka, Lastra akan ditinggal pergi oleh Zio keluar kota. Zio sudah membujuk istrinya itu untuk ikut namun Lastra menolak. Lastra sudah tidak mau menginjakkan kaki lagi di tempat kelahirannya itu, andai suaminya itu tidak pergi ke sana sudah bisa di pastikan Lastra akan ikut ke manapun suaminya pergi.

