Zio masih bergeming. Tangannya reflek menarik pelan selimut yang ada di pangkuan Lastra hingga terjatuh ke bawah dengan sendirinya. Saliva Zio tercekat melihat pemandangan yang tak biasa di hadapannya. Well, bukan tak biasa sebenarnya, setiap hari pemandangan seperti ini juga bisa dilihat sebenarnya. Tapi saat ini, yang ia lihat adalah istrinya dengan ... “Sayang, kamu … cantik … banget …” Tangannya terangkat mengusap lembut pipi Lastra. “Gak usah ngerayu deh, lagian …” Lastra menjeda kalimatnya mengambil ponsel yang berada di samping dan melihat jam pada benda pipih tersebut. Ia pun memutar bola matanya kesal. “Lihat nih udah hampir jam duahmmpp.” Zio yang sudah tidak sabar sedari tadi melihat pemandangan yang begitu menggemaskan dihadapannya segera menyatukan bibir mereka. Menyesap

