Erik masih merenung, terlihat dari ekspresi wajahnya yang sangat kesal dan marah ia masih tidak habis pikir sebenarnya dari mana perempuan itu tahu kalau ia ada disini. "Haaah!" helaan napas cepat dari bibirnya menimbulkan dengusan kecil yang berat. Bams yang setia menemani di sebelah Erik melirik, sejujurnya sangat penasaran dengan kejadian tadi. "Tuan lebih baik istirahat, wajah Tuan terlihat letih." Saran Bams bijak. "Kayaknya percuma, aku gak mungkin bisa istirahat dengan tenang juga," balas Erik sengau. Bams menipiskan bibirnya, menatap Erik sayu. "Jika Tuan mau saya bisa mendengar curhatan Anda." Ujar Bams pelan. Erik seketika mengangkat wajahnya, menatap pengawal pribadinya itu dengan senyuman seadanya. "Maaf Bams kali ini aku sedang tidak mau mengungkitnya, dan tolong kamu lup