45: Dinas

1604 Kata

"Tuan.." Erik melengos, Bams mulai panik. "Tuan." Ulangnya lagi sambil membuntuti Erik kayak anak ayam. "Kayak ada suara tapi kok gak ada wujudnya," ujar Erik dengan wajah datar, tentu saja Bams jadi pucat tegang. "S-saya tahu kalau saya sudah berbuat salah pada Anda, saya minta maaf Tuan, saya harus bagaimana agar Anda mau memaafkan saya?" Bams ingin menangis sekarang, bahkan wajahnya mulai berkaca-kaca. Erik diam-diam melirik dengan tajam, cih pokoknya ia masih dendam sekali dengan satu orang ini. "Tuaan jangan diam saja," Bams menoel lengan Erik takut-takut. "Berjanjilah mulai sekarang kamu akan berpihak kepadaku bukan kepada istriku." Bams spontan melebarkan matanya bulat-bulat, secara spontan Bams menoleh ke arah kanan dimana Debora sedang duduk santai sambil membaca majalah d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN