Ben menatap pintu kamar tidurnya dengan pandangan gelisah. Pintu kamar itu masih tetap terkunci dan Nina tak menjawab panggilan Ben. “Nin, aku tahu kamu masih marah… tapi kakek manggil kamu untuk makan bersama…” Ben mengetuk pintu kamarnya perlahan terus menerus tapi tak ada jawaban. “Ceu, punya cadangan pintu kamar ini?” tanya Ben ketika menemui Ceu Ipon yang tengah menyiapkan meja untuk makan malam. “Haduh, sebentar ya den… coba ceu Ipon tanya kang Rahman…” Ceu Ipon pun segera pergi mencari kang Rahman dan meminta untuk mencarikan kunci untuk membuka pintu kamar tidur Ben dan Nina. Kang Rahman mendorong kunci yang ada di dalam kamar dan terdengar suara denting kunci yang terjatuh ke lantai, lalu dengan cepat ia membuka pintu dengan kunci cadangan. Ben segera masuk ke dalam kamar

