Terjebak!

1605 Kata

Ardi diam-diam berkata dalam hati, “semoga saja obat perangsangnya segera bereaksi. Suasananya sudah sangat nyaman dan aman di sini.” Ardi duduk di di tepi ranjang dengan wajah cemas. Ia duduk bersisian dengan Bunga. Sambil menghela nafas panjang, ia akhirnya memanggil, “Sayang.” Bunga melihat ke arah Ardi. “Kenapa, Di?” tanyanya lembut. Ardi menggeser duduknya lebih dekat dan menggenggam tangan Bunga. Ia memandang wajahnya dalam-dalam sebelum bertanya, “Sayang, mau gak HS?” Bunga menautkan alis, matanya menatap Ardi dengan sorot heran sekaligus kecewa. Ia menarik tangannya perlahan, lalu menggeleng. “Enggak, Di. Aku gak mau. Cukup sekali kita gitu, ya. Aku pikir kita sudah sepakat soal ini.” Ardi terdiam, bibirnya tertarik ke bawah. Penolakan Bunga terasa seperti duri di hatinya. Nam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN