Bunga terdiam sejenak, merasakan detak jantungnya meningkat. Namun, senyum penuh arti segera menghiasi wajahnya. "Oke," jawabnya pelan, sambil melirik ke sekeliling memastikan tidak ada yang melihat. "Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu." Ardi mengangguk, masih berdiri di ambang pintu sambil menyimpan senyum misterius di wajahnya. Tak lama kemudian, Bunga muncul kembali di ruang tamu dengan tas kecil di tangannya. Ia menatap Ardi sambil tersenyum lebar. Tanpa banyak bicara, keduanya melangkah keluar rumah, menutup pintu dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara yang mencurigakan. Ardi duduk di atas motor maticnya, dan Bunga segera naik ke belakang, merangkul pinggang Ardi dengan erat. Angin sore berhembus lembut ketika motor mulai melaju meninggalkan halaman rumah. “Sayang, ngademn

