“Aku sama sekali tidak menyangka jika Kak Herdi akan bersikap seperti ini setelah aku terima lamarannya. Kak Herdi sudah...” ia remas pakaian yang menutupi bagian d**a. Jika perselisihan pendapat ini terus berlanjut. Mungkin Asa tak akan pernah bisa menikah untuk sepanjang usia. Walau hanya sebagian kecil laki-laki menyakitinya. Mencoreng wajah seluruh manusia keturunan Adam di muka dunia. Air mata Herdi mengalir semakin deras. Ia tak bisa menutupi kesedihan yang tengah bergejolak dalam d**a lagi. Hatinya. Jiwanya. Pikirannya. Semua seolah diratakan dari dalam. Bagai melodi kematian. Ia tak lagi kuasa menatap wajah wanita ia cintai. Dengan seluruh jiwa dan raga. Sebagai seorang manusia biasa. Asa memalingkan wajah ke luar jendela. “Sebenarnya aku menemui Kak Herdi untuk menanyakan sesu