Keesokan harinya. Di Asrama Merah. Elan telah siap menerima konsekuensi akan tindakannya. Pewarna rambutnya dilunturkan dengan cairan kimia. Ia khawatir nilainya akan berkurang. Peringkatnya bisa saja turun. Tapi, entah kenapa. Itu sedikit terobati karena pertemuan dengan Nala. Semoga sang badai tak lagi mengamuk. +++++++ “Whuuuu, pergi ke mana aja lu bro kemarin?” tanya Noe (sok asik). Elan langsung melirik tajam ke arah Hanafi. Ia bertanya, “Gimana dengan kedaannya? Apa hujan masih turun selama gue nggak masuk?” Noe langsung memasang tampang aneh. Ia bertanya, “Eh? Kenapa nanyain hal itu? Apa juga hubungannya dah hujan sama keberadaan lu?” “Kemarin gue habis pergi menjalani pengobatan di suatu tempat. Itu bukan masalah besar, kok,” jawab Elan dengan intonasi suara tenang. “Baru