Secara tidak terduga Asa mengetahui apa yang terjadi pada pria belahan jiwanya. Kejadian menyedihkan yang baru saja menimpa dirinya. Wanita itu melangkah pelan mendekati makam sang calon... ah, maaf, maksudnya mantan calon suami. Kakak lelaki Herdi, Farza, yang tadi sudah mampu menghentikan laju kesedihan kembali ditampar oleh kenyataan. ....... Pagi itu Asa tengah bersiap-siap untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan Dokter Adzan alias direktur dari Rumah Sakit Negeri Serigala. Rumah Sakit Wolf State. Suasana hatinya saat itu ”secerah” mentari yang bersinar di luar jendela. Tidak, bukan karena ia sudah merasa baik-baik saja saat sang calon suami tak jelas rimbanya. Tapi, HANYA karena ia ingin tetap berusaha untuk menjaga kewarasannya sendiri. Ia yakin Kak Herdi pasti akan segera ditemuk