Farza belum pernah memperkirakan bahwa rasa sakit dari kehilangan seorang saudara itu akan begitu menyakitkan. Luar biasa nyeri bahkan. Terlebih untuk seorang laki-laki seperti dirinya yang selama ini selalu merasa kesulitan untuk hal yang berhubungan dengan perasaan. Bersikap baik pada adik laki-laki sendiri tentu hal yang sangat memalukan. Kalau bisa ia juga hanya tidak pernah ingin akui seberapa besar ia cintai sang adik Herdi sesungguhnya. Dan ketika ia tiba dalam suatu situasi di mana semua hal terasa serba salah dan berat seperti ini... apakah mengharapkan waktu bisa kembali diulang akan jadi sesuatu yang berguna? Tentu saja tidak, bukan? Untung saja sahabat karib yang tengah berada di sisinya tidak miliki perasaan gengsi serupa sebagaimana lelaki pada umumnya. Tanpa ragu beri sang