Badai Ungu (I) A

1109 Kata

Herdi menjedot-jedotkan dahinya ke kemudi. Dhuk dhuk dhuk. “Herdian Fusena bodoh! Herdian Fusena bodoh! Herdian Fusena bodoh!” ucapnya berkali-kali. “Andai saja kamu nyatakan perasaan kamu waktu itu. Mungkin saat ini kamu telah membina biduk rumah tangga bahagia sakinah mawaddah warohmah bersama dengan seorang wanita baik yang bukan hanya pintar, tapi juga pandai mengurus rumah dan jago masak. “Mungkin keadaan kamu tidak akan seperti saat ini...” Asa dalam perjalanan kembali ke mobil Herdi. Memeriksa DM dari nomor Sekretaris Kir yang tertimbun oleh beberapa DM dari orang sekolah dan rekan bisnis. Kedua matanya terbelalak. Nafasnya langsung turun naik. Tak percaya dengan yang baru saja ia baca. Dok dok dok. Kaca mobil Herdi terketuk dari luar. Dibukanya kunci mobil. Cklek. Asa masuk. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN