Nala mendengar suara dari seseorang yang tampaknya memiliki otoritas paling tinggi di sana. Kantung hitam yang menutupi wajahnya telah terbuka. Dengan penampilan tidak karu-karuan ia muntahkan segumpal darah. Samar ia lihat pria pemilik suara itu rupanya mengenakan stelan berwarna abu-abu yang tampak sama persis dengan yang para pria sebelumnya gunakan. Sangat mencurigakan! Bukankah keselamatannya sedang sangat terancam? Tapi, bagaimana juga ia bisa sepenuhnya memikirkan diri sendiri saat keselamatan sahabat yang membawanya sampai ada dalam keadaan itu tengah sangat tidak jelas? Si pria meminta para polisi di sana meninggalkan mereka hanya berdua. Dengan tanggap para polisi yang seenaknya sendiri itu bersikap sangat patuh. Sekarang berarti tinggal Nala saja yang harus berpikir ekstra menge