Badai Herdian Fusena (II)

1273 Kata

Nala berdiri di depan jendela besar kamar mereka. Melihat hujan deras yang turun sejak subuh. Ia tengok Elan yang tengah terbaring di atas ranjang. Ia tak berkutik sama sekali saat dibangunkan untuk sholat subuh tadi. "Lan, masih hidup kan lu?" tanya Nala khawatir. Coba didekati ranjang Elan. Dipegang d**a dan lehernya. Masih hangat dan bernafas. Tapi, dicubit atau dikelitiki sama sekali tak merespon. Didekatkan bibirnya ke daun telinga Elan. Ia berbisik, "Lan, kalau lu mati di sini. Gue bakal bingung gimana nguburinnya.” Anak itu masih tak merespon. Detak jantungnya terasa normal. Nadinya pun masih berdenyut. Nala benar-benar tak habis pikir pada apa yang terjadi pada Elan. Ia kembali ke kasur. Memejamkan mata lagi. Berusaha kabur dari dunia. "Nala!" panggil Elan tiba-tiba. Nala membu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN