15

1069 Kata

Dua minggu berlalu sejak pameran seni di Milan. Dua minggu di mana Isabella berusaha mati-matian untuk tidak membuka pesan Leonardo—pesan yang terus mengintai di notifikasi ponselnya seperti bayangan yang mengejar. Hari ini, klinik kesuburan keluarga Ruzzo tampak lebih megah dari biasanya, seolah ingin mengimbangi harapan yang kian menipis. Lobi marmernya yang dingin memantulkan langkah-langkah gugup Isabella, sementara Matteo menggenggam tangannya dengan erat, terlalu erat, hingga jari-jarinya terasa kebas. "Kita akan baik-baik saja," bisik Matteo, tapi suaranya pecah di tengah, seperti pita kaset yang tergores. Kalimat penenang itu tetap saja tidak menenangkan. Isabella hanya mengangguk, matanya menatap lukisan besar di dinding—sebuah gambar rahim yang digambarkan seperti taman bunga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN