18

1161 Kata

Dapur yang semula berantakan itu tiba-tiba terasa lebih sempit ketika langkah-langkah berat Leonardo bergema di lantai marmer. Aroma minyak zaitun yang tumpah bercampur dengan wangi parfum Santal 33 milik Leonardo - bau yang terlalu familiar bagi Isabella, mengingatkan pada malam-malam terlarang mereka. "Belle..." Suara itu, serak dan penuh emosi terpendam, membuat Isabella mengangkat wajahnya dari tumpukan sayuran yang hancur di lantai. Matanya yang bengkak melihat sepasang sepatu Oxford Berluti hitam yang terpercik jus delima. Perlahan, pandangannya naik menyusuri celana linen khaki, jaket linen blazer warna gading, hingga bertemu dengan mata hijau Leonardo yang menggelap - seperti badai di tengah lautan yang bisa menenggelamkan dirinya kapan saja. "Jangan...lihat aku seperti ini," bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN