37

1233 Kata

Isabella merasa napasnya tercekat. Ini bukan ancaman—ini janji. "Hamil saja dengan Leonardo," lanjut Riccardo dengan santai, seperti membicarakan cuaca. "Tapi di sertifikat kelahiran, Matteo tetap ayahnya." Suara Isabella hilang. Pikirannya kosong. Mereka tahu. Mereka semua tahu. Dan yang paling menghancurkan—mereka merencanakan ini. Leonardo berpikir dengan memiliki anak bersamanya bisa menghukum Matteo. Riccardo berpikir sebaliknya—dia memanfaatkan Leonardo. Dan Isabella? Dia hanya bidak dalam permainan mereka. "Kamu paham?" gertak Riccardo, suaranya menggelegar. Isabella terpaksa mengangguk. Pikirannya blank, tapi naluri bertahannya menyala. Riccardo akhirnya tersenyum, puas. "Sebaiknya kita turun. Istriku sudah menunggu untuk makan bersama." Dia berdiri, merapikan setelan j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN