15

993 Kata
***** Kila berjalan pelan memasuki area kampus. Pandangannya kosong lurus ke depan, bahkan beberapa kali ia hampir bertabrakan dengan orang-orang di sekitar. Ia terus memikirkan tentang sikap Vincenzo yang berubah-ubah itu. Sedikit-sedikit kasar dan temperamen, sedikit-sedikit berubah manis. Ia sampai bingung sendiri menghadapi Mr.Psycho itu. Apalagi mengingat kejadian semalam, sungguh membuatnya harus memutar otak. Semalam setelah Vincenzo meninggalkan Kila dikamar, belum ada lima menit pergi, pria itu kembali lagi, dengan alasan mengambil Handphone. Semenit setelah Vincenzo meninggalkan kamar lagi, Vincenzo kembali dengan alasan mengambil buku. Dan untuk yang kelima kalinya Vincenzo keluar masuk kamar dengan alasan yang tidak jelas. Kila pun menyuruh Vincenzo untuk jangan kembali, karena ia merasa terganggu dengan perbuatannya itu. Tapi namanya juga Vincenzo, Psychopath gila dan keras kepala. Pria itu malah menghampiri Kila diranjang dan langsung membenamkan kepalanya diceluk leher Kila yang tidak sakit. Mememeluk Kila erat, seakan Kila adalah guling yang sangat empuk. Kila hendak memprotes tapi, mulutnya terasa berat untuk mengucapkan kata itu, sehingga Kila pun membiarkan Vincenzo melakukannya. Lamunan Kila seketika buyar saat merasakan seseorang telah merangkul bahunya erat. Alangkah terkejutnya Kila saat mendapati orang yang merangkulnya seenak jidat itu adalah Vincenzo, orang yang sedari tadi membuatnya tak fokus. "Lepaskan aku." Perintah Kila pada Vincenzo. "Sepertinya kau perlu dituntun ya, Pacar." Bukanya melaksanakan perintah Kila, Vincenzo malah berbicara yang lain. "Lepaskan Vi!" perintah Kila lagi, karena merasa malu saat melihat beberapa pasang mata mulai mengalihkan pandangan kepadanya. "Kau akan jatuh jika berjalan dengan melamun seperti tadi. Lebih baik begini saja bukan!" Kila mengeram marah di dalam hati, ingin mengumpat keras di depan wajah Mr.Psycho ini. Tapi untung saja ia masih punya malu, dan tak ingin menjadi topik utama alias hot news di kampus, karena sudah meneriaki sang most wanted guy. "Vi, lepas." Ucap Kila dengan penuh penekanan. Kila langsung bernafas lega saat Vincenzo melepaskan tangannya yang melingkar dibahunya. Tapi perasaan lega itu hanya sementara, karena Vincenzo kembali melingkarkan tanganya. Bahkan ia malah melingkarkan tangan itu pada pinggang rampingnya. Ia merutuki kebodohanya. Melupakan bahwa seorang Vincenzo tak semudah itu menuruti kata-katanya. Heol.. kesempatan untuk cepat pergi tadi pun harus Kila telan mentah-mentah sekarang. "Vi lepaskan aku!" "Tidak." Cekrek.. Cekrek.. Cekrek.. Kila mununduk malu, saat banyak mahasiswa mengabadikan kejadian langka itu. Seorang Most Wanted Guy telah merangkul mesra pacarnya dengan penuh kebahagiaan. Kila tak habis pikir dengan Mr. Psycho di sampingnya ini, bukanya merasa malu dan melepaskan Kila, dia malah tersenyum lebar pada kamera dan jangan lupakan tangannya yang semakin mengerat pada pinggang Kila. Oh tuhan mungkin setelah ini Kila tak akan sanggung menunjukan wajahnya di depan banyak orang. Malu, ia malu. dan sepertinya Vincenzo tidak perduli dengan itu. Baru saja Vincenzo dan Kila berjalan beberapa langkah. Vincenzo sudah dikejutkan oleh suara yang memanggil namanya keras. Membuat semua orang mengalihkan pandanganya pada pemilik suara tersebut. "Vincenzo Kim." Vincenzo menegang di tempatnya, dan tanpa sadar tangan yang melingkar dipinggang Kila, terlepas begitu saja. 'Aniya, tidak mungkin' (Tidak) Vincenzo tau suara ini, sangat tau. Bahkan ia tak melupakan sosok yang memanggilnya ini. Tapi entah kenapa, sejak kedatangan Kila ia sama sekali tak memikirkan, atau mengingat dia. "Vincenzo Kim." Vincenzo memejamkan mata, sebelum ia membalik tubuhnya seratus delapan puluh derajat mengadap orang itu. Kila terus mengamati Vincenzo, sejak pria itu tiba-tiba melepaskan tanganya. Padahal tadi pria itu lah yang ngotot tak mau melepaskan. Tapi sekarang apa? Kila mengerutkan kening, melihat perubahan sikap yang amat kentara pada diri Vincenzo. Kila juga ikut memutar tubuhnya seperti Vincenzo. Vincenzo hanya mematung di tempat. Pandanganya lurus pada sosok yang berdiri tiga meter dari tempatnya. Orang itu, dia orang yang telah menjungkir balikkan hati Vincenzo dulu. Dan saat Vincenzo ingin berubah demi orang itu, dia malah meninggalkannya tanpa berkata apa pun. Dan sekarang lihat, orang itu malah menemuinya seakan tak terjadi apa-apa. "Vincenzo Kim." Ucap orang lagi, lalu berlari dan menghambur kepelukan Vincenzo. Mata Kila membulat sempurna, Kila sangat terkejut, dan mungkin semua orang yang melihatnya juga terkejut. Gadis asing itu telah memeluk Vincenzo erat dihadapan semuanya. Tak tau mengapa hati Kila terasa sedikit tak nyaman. Bahkan sekarang matanya juga terasa panas. Ia pun memutuskan pergi dari sana. Vincenzo masih mematung, tangannya sama sekali tak bergerak untuk sekedar membalas pelukan gadis itu. "Vincenzo, aku merindukanmu." Ucap gadis itu. Seketika Vincenzo tersadar dan langsung melepaskan pelukan gadis itu dengan kasar. "Lepaskan Jisoo-ssi." Ucap Vincenzo dengan nada tajam. "Ke-kenapa kau seperti ini Vi. Apa kau tak merindukanku?" Vincenzo tak menjawab pertanyaan Jisoo, dan malah hendak pergi. Detik berikutnya Vincenzo menyadari kalau Kila tadi bersamanya, lalu sekarang ke mana? Vincenzo pergi meninggalkan Jisoo yang masih terdiam di sana, entah apa yang dipikirkan Jisoo sekarang yang jelas raut wajahnya sama sekali tak terbaca. ***** Kila terduduk di atas closed kamar mandi kampus. Matanya sudah sembab. Ia menyeka air matanya yang keluar lagi dan lagi. Sebetulnya Kila bingung mengapa air matanya terus keluar seperti ini, padahal ia sudah berusaha menahanya. Yang pasti ia merasa sesuatu di dalam dirinya bergejolak saat melihat gadis asing tadi memeluk Vincenzo. Dan Vincenzo malah diam saja dipeluk begitu. Dasar pria, semalam saja peluk-peluk erat banget nggak mau ngelepasin. Sekarang dipeluk wanita yang lain juga fine-fine aja. "Hiks" Tanpa sadar isakan yang ia tahan sedari tadi, lolos juga dari mulutnya. Tok..tok..tok.. Kila menatap pintu kamar mandi di depannya. Siapa? apa tangisannya sangat kencang? Padahal ia hanya terisak sekali. Tok..tok..tok.. Kila berbicara, yang sebelumnya sudah menetralkan suaranya. "Siapa?" Tok..tok..tok.. Kila mengerutkan kening, bukanya menjawab orang itu malah terus mengetuk pintu tersebut. Tok..tok..tok.. Kila menyeka air matanya, lalu bangkit berdiri. Sejujurnya Kila sedikit takut untuk membukanya, ia bahkan membayangkan hal yang tidak-tidak. Ia berpikir kalau itu bisa saja hantu penunggu kamar mandi ini. Tapi sebisa mungkin ia menghilangkan pikiran tersebut. Tok..tok..tok.. "Iya sebentar." Jawab Kila. Kila menatap pintu tersebut nanar, sungguh ia takut membukanya. Ia pun menghela nafas panjang. tanganya bergerak pelan membuka pintu itu dengan takut-takut. Kriekkkkk.. Deg Deg Deg Kila membulatkan matanya lebar, melihat pelaku pengetuk pintu tadi. Dan jangan lupakan seringaian dibibir orang itu sukses membuat tubuh Kila menegang. ***** Tbc . . . Kim Taeya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN