Selesai makan, Kevin mengajak Anita ke salah satu tempat, tempat lebih romantis lagi. Entah kenapa Kevin ingin membawa keliling kota ini. Di salah satu rumah minimalis sederhana, bentuk yang unik, membuat Anita sulit mengartikan apa maksud dari Kevin ini. “Ini rumah siapa?” tanya Anita menoleh arah Kevin. Kevin menatap rumah yang sudah lama di nantikan itu. “Rumah kita,” jawab Kevin menatapnya. “Rumah kita?” Anita makin membingungkan. “Iya, rumah kita, rumah untuk anak kita nantinya. Jika kamu merasa kesepian, kamu bisa kapan saja datang ke rumah ini. Karena rumah ini adalah kenangan kita bersama hingga maut memisahkan kita,” kata Kevin melirik sebuah rumah bercat cokelat terang seperti bentuk pepohonan. Anita makin bingung kenapa Kevin terus mengatakan kata-kata itu. Apa yang ia sem

