Keesokan harinya… Ketika aku bangun, langit sudah terang, bergerak sedikit sekujur tubuhku seperti tertabrak mobil, semua tulangku terasa sakit. Aku mengerutkan keningku, mengeluarkan desis kesakitan, “Sssshh…” “Sudah bangun?” Seperti biasa, pria yang sudah berpakaian rapi duduk di pinggir jendela sambil membaca tablet itu menoleh dan menatapku dengan tenang. “Hmmm.” Aku menjawab sekilas. Deon bangkit dan datang menghampiriku, mengulurkan tangan menyentuh wajahku, matanya yang dalam menatapku. “Jika merasa tidak nyaman, tidak usah bangun. Istirahat di rumah hari ini.” Di dalam kamar masih tersisa jejak percintaan, terutama ketika ia datang menghampiriku, merasakan nafasnya sekali lagi memenuhi semua indraku. Wajahku merona dan tak bisa berkata apa-apa,