“Honey…” Aku memanggil Deon dengan wajah cemas saat menaiki anak tangga. Aku merasa tidak enak hati meninggalkan kedua orang tua angkat sekaligus mertuaku di ruang tamu. Deon hanya diam tidak menanggapi ucapanku. Ia terus berjalan menuntunku menaiki anak tangga tanpa berhenti. Hingga akhirnya kami memasuki kamar tanpa berbicara sepatah kata pun. Kami berdua duduk di sofa tanpa bicara dalam waktu cukup lama. Deon Griffin menyandarkan tubuhnya yang lesu di bahuku. “Honey, kamu tidak apa-apa?” Aku bertanya pada Deon dengan lembut. Deon mengangguk dengan lesu, “Aku tidak apa-apa.” Ia mengangkat kepalanya dan tersenyum menatapku, “Asalkan selalu bersamamu.” “Maaf, jika karena aku kamu harus menentang perintah mommy dan daddy.” “Tidak perlu untuk min