Kevin bergegas pulang ke rumahnya, sepanjang jalan kenangan kita masih bergandeng tangan. Eh apaan, sih? Kok malah nyanyi, maaf ya, biar kalian gak tegang, haha. Rileks saja, Sayang. Kevin masih di perjalanan, selama perjalanan kembali ke rumah pikirannya bercabang, hatinya sungguh merasa tidak tenang. Sorot matanya mengisyaratkan sebuah luka mendalam. Ia terluka melihat kakaknya kacau seperti tadi. Kevin pulang niatnya ingin memberikan kabar baik juga buruk pada keluarga. Kabar baiknya adalah sudah menemukan Vivi dan kabar buruknya adalah Vivi sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Masih teringat jelas di ingatan Kevin melihat Vivi tadi berteriak histeris lalu tiba-tiba tertawa macam orang gila. Kak, aku gak tau sebenarnya siapa pelaku dari semua ini. Tapi aku janji, akan menyelamat