Sesaat mereka memandang kepergian Sela yang ditarik paksa oleh kedua polisi tadi. Mamah Vasya menatapnya nanar, beliau masih tidak menyangka bahwa anaknya bisa bersikap seperti itu. Harapannya itu anak bisa menjadi lebih baik setelah kehilangan papahnya, justru beliau salah sebab ada budenya yang bersiap untuk menggantikan papahnya. Dalam relung hatinya yang terdalam, ada rasa syukur yang tertanam di dalam hatinya itu. Bersyukur karena iparnya itu sudah menyusul suaminya, tetapi ada juga sedikit rasa kecewa, kecewa karena mengapa perempuan durjana itu meninggal secepat ini? Bukankah seharusnya ia juga merasakan sakit seperti apa yang Vivi rasakan? Rasanya, sungguh tidak ikhlas melihatnya mati dengan sangat mudah seperti itu. "Sudah, Jeng. Kendalikan dirimu, ingat kesehatanmu saat ini leb

