Mobil Pak Hen berhenti di depan rumah. Kami masih saling diam. Aku juga malas memulai pembicaraan terlebih dahulu. Terserah mau tidak ngomong sampai kapanpun. "Ziya, tidurlah lebih dulu. Saya ada perlu sebentar." ucap Pak Hen tanpa turun dari mobil. Satu lagi kebiasaan yang hilang. Dulu jika aku mau turun, dengan sigap dia akan membukakan pintu mobil untukku. Sekarang malah menyuruhku turun sendiri. Sebenarnya aku penasaran dia mau kemana. Tapi aku harus pura-pura nurut. "Baik," ucapku singkat lalu turun dari mobil. Setelah beberapa menit mobil Pak Hen terlihat menjauh, segera aku memesan ojek online. Beruntung dapat driver tidak lama. "Pak, tolong ikuti mobil merah itu," ucapku. "Baik, Nona," jawab Mang Ojol. Motor yang ku tunggangi segera melesat meninggalkan halaman rumah. "J