"Ow-ow, Sayangkuuhh! Ini namanya cantik tanpa tapi! Calon bini yey sudah kinclong biar dia pakai baju babu sekalipun." Hidungku mengembang mendengar ocehan banci yang satu ini. Tahu juga dia sama orang cakep. "Ayo, berangkat!" Pak Hen berdiri. Melirik arlojinya dan bersiap pergi. "Eit, tunggu, Cintahh! Eikeu akan sedikit memberikan sentuhan pada wajah beningnya!" "Apa? Kamu mau dandanin aku? Tidak, tidak, tidak usah! Biar begini saja sudah cukup." Jelas aku menolak. "Zia benar. Lagi pula, kami bukan mau ke ajang kontes kecantikan. Begitu juga sudah cukup." Pak Hen juga tidak setuju rupanya. "Heh, Bapak So Tamfan! Eikeu tak rela melihat baju gemerlap ciptaan eikeu dipakai tanpa riasan yang elegan!" Halah, ngomongnya ini orang. Awas saja dia rubah wajahku jadi kayak ondel-ondel. "Ja