Curiga

1016 Kata

"Ratih?" Pak Hen datang dan langsung menyapa wanita yang sukses membuatku heran dengan ucapannya barusan. "Hai, Hendri? Apa kabar?" Ratih tersenyum dan mengulurkan tangannya. Yang lebih menyebalkan lagi, wanita itu salaman plus cipika cipiki segala. Dodolnya, pihak pria malah gak protes. Dapat kesempatan tuh, dasar! "Baik. Sudah sarapan?" tanya Pak Hen lalu duduk di sampingku. "Kebetulan belum. Boleh aku gabung?" Ratih meminta izin dengan melirikku sekilas. "Tentu, duduklah, biar aku pesankan bubur juga." Pak Hen menyetujui si Ratih gabung tanpa bertanya padaku sama sekali. Sialan! Moodku hancur dalam sekejap, sumpah! "Makasih, Hendri." Ratih tersenyum centil. Hih, pengen muntah rasanya. "Kenapa sepagi ini kamu sudah di sini?" tanya Pak Hen. "Biasalah, masalah kerjaan. Ck, padah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN