"Aku disini, mandi! Kenapa? Kamu pengin mandi bareng sama aku? Sampai-sampai kamu nggak sabar, untuk nunggu aku keluar dulu dari sini?" Jawab Alex yang malah justru sengaja bertanya seperti itu, sambil tersenyum dingin.
"Iiiiiiihhhhh! M_mas Alex tuh apaan sih? Mas Alex, udah gila kali yah? Siapa juga yang mau mandi bareng sama mas Alex?" Ucap Dinda, yang benar-benar kesal mendengar jawabannya itu.
"Dan satu lagi! Kamu tuh ngapain? Dihari pernikahan kita ini, pake baju daleman kayak orang telanjang kayak gini, hah?" Ucap Alex lagi, yang langsung saja menunjuk kearah gaun pengantin seksinya itu, yang memang terlihat sangat-sangat lah seksi seperti baju dalaman. Dengan seenaknya, ia berbicara seperti itu tentang penampilannya. Sehingga Dinda yang mendengarnya pun, semakin kesal lagi dibuatnya.
"A_apa tadi mas Alex bilang? B_baju dalaman, kayak orang telanjang?" Jawabnya, kaget dan tak percaya.
"J_jadi, mas Alex ngatain gaun pengantin seksi pilihan Dinda yang mahal ini! Baju daleman, kayak orang telanjang?" Ucapnya lagi tak terima, dan benar-benar tak habis pikir lagi dengan pemikirannya yang kuno itu.
"Mas Alex, mas Alex itu sebenarnya punya rasa suka nggak sih, sama perempuan?" Ucapnya lagi penasaran, mengapa ada seorang lelaki sepertinya, yang berani berbicara seperti itu dengan penampilannya yang seseksi itu. Karena biasanya, semua lelaki malah justru langsung memuji-muji kecantikan, dan juga keseksian tubuhnya.
"Maksudnya?" Jawab Alex, bingung.
"Iya! Mas Alex itu sebenarnya punya rasa suka nggak sih, sama perempuan? Atau jangan-jangan, mas Alex itu punya kelainan lagi?" Ucap Dinda lagi, yang dengan sangat jelasnya menyebutnya seperti itu. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, seketika langsung tersenyum dingin dibuatnya.
"Kamu salah! Aku ini suka sama perempuan! Bahkan aku ini sangat-sangat suka sama perempuan!" Jawabnya, yang langsung saja menyenderkannya kembali ke tembok, sambil memandangi tubuh seksinya dengan tatapan penuh nafsu, dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, seperti ingin memangsanya.
"M_mas Alex, m_mas Alex mau ngapain?" Ucap Dinda lagi, yang langsung saja gugup dan panik, melihatnya senafsu itu memandangi tubuh seksinya. Sehingga Alex yang melihatnya pun, lagi-lagi tersenyum dingin dibuatnya. Kemudian, ia pun langsung berbisik tepat ditelinganya.
"Tapi maaf! Semuanya tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan! Karena apa? Karena gadis labil penggoda kayak kamu, itu sama sekali bukan kriterianya aku!" Ucapnya lagi, yang dengan sombongnya berbicara seperti itu.
"Jadi lebih baik sekarang kamu keluaaar, karena sekarang aku mau mandi!" Ucapnya lagi, yang malah justru berlaga seolah-olah kamar mandi tersebut adalah miliknya, sambil terus mendorongnya keluar dari dalam kamar mandi tersebut, dan langsung buru-buru menutup pintunya.
"Iiiiiihhhh! Bener-bener yah itu laki-laki sombong! Awas aja! Aku janji sama diri aku sendiri, aku akan buat laki-laki sombong itu jatuh cinta dan tergila-gila sama aku! Aku akan buat laki-laki sombong itu bertekuk lutut di kaki aku! Sampai-sampai tidak akan pernah ada waktu sedikitpun untuk laki-laki sombong itu, untuk tidak memikirkan aku dalam hidupnya walau hanya sedetik!!" Ucap Dinda, yang benar-benar sudah sangat kesal kepadanya.
******
Beberapa jam kemudian,,,,,
Malam ini keluarga Ibu Mayang pun akan memboyong Dinda menantu barunya itu, untuk pindah dan tinggal di rumahnya. Haru biru kesedihan pun terpancar jelas di raut wajah Pak Hadi, dan terutama di raut wajah Ibu Sari.
"Ibu Mayang, saya bener-bener minta toloooong banget sama Ibu." Ucapnya.
"Saya titip Dinda yah, Bu!"
"Tolong jagain Dinda, dan ajari Dinda dengan hal-hal yang positif!" Ucapnya lagi yang sebenarnya benar-benar masih sangat berat, jika harus berpisah rumah dengan Dinda, putri semata wayangnya itu.
"Terutama buat, Nak Alex."
"Mamah juga minta tolong banget yah, sama Nak Alex!"
"Tolong Nak Alex sedikit sabar, dalam menjaga dan mengajari Dinda!" Ucapnya lagi.
"Karena jujur saja, Dinda itu anaknya masih kayak anak kecil! Dia itu anaknya masih manja banget!" Jelasnya.
"Iya, mah, pah, Alex janji! Alex akan berusaha untuk menjaga dan mengajari Dinda, dengan baik!" Jawab Alex yang meskipun ia tidak mencintainya, akan tetapi ia akan tetap berusaha untuk menjaganya dengan baik, mengingat betapa dekat dan baiknya keluarga Pak Hadi dulu ke keluarganya, saat Pak Arga Almarhum dari Ayahnya masih hidup.
"Iya, Pak Hadi, Ibu Sari, kalian berdua tenang aja!" Timpal Ibu Mayang.
"Saya dan Alex pasti akan menjaga dan mengajari Dinda, dengan baik!"
"Apalagi sekarang ini Dinda juga kan sudah syah menjadi istri Alex."
"Yang artinya, Dinda juga sekarang ini sudah syah menjadi putri saya!"
"Jadi saya pasti akan menjaga dan menyayangi Dinda, sama seperti saya menjaga dan menyayangi Alex, dan nggak akan pernah saya beda-beda kan!" Ucapnya lagi serius.
"Iya, Bu Mayang. Makasih yah, Bu." Ibu Sari yang benar-benar sangat lega mendengarnya.
"Iya, sama-sama," Jawab Ibu Mayang lagi, yang langsung menanggapinya dengan senyuman.
"Ayo Dinda, mana kopermu!" Tanyanya kepada Dinda, yang baru saja turun membawa koper-koper miliknya.
"Alex, cepetan kamu bantuin, dong! Udah malam, nih!" Perintahnya.
"Iya, Mah." Jawab Alex, yang kemudian langsung buru-buru membantunya untuk membawa semua koper-kopernya itu menuju mobilnya.
"Hiks,, hiks,, Mah, Pah, Dinda pamit dulu, ya?" Dinda yang langsung saja menangis, karena sebenarnya ia juga benar-benar masih sangat berat jika harus pindah dari rumahnya yang sudah ia tinggali dari sejak kecil itu, dan berpisah dengan kedua orang tuanya.
"Ia, sayang. Hati-hati, ya!" Jawab Pak Hadi dan Ibu Sari secara bersamaan, mencoba untuk kuat dan biasa saja dihadapannya.