"Tapi dimana aku pernah ketemu sama mas Alex? Terus kapan?" Ucapnya lagi, yang langsung saja terdiam sambil berusaha untuk mengingat-ingatnya.
"Aaaah, nggak nggak! Nggak mungkin!"
"Kamu ini apa-apaan sih, Dinda? Mana mungkin sih, kamu ini pernah ketemu sama mas Alex, sebelumnya."
"Secara kan kata mamah sama Tante Mayang, mas Alex itu dari sejak kecil, udah tinggal dan menetap di London!"
"Dia itu pulang ke Indonesia, cuma disaat dia lagi libur sekolah, atau nggak disaat dia lagi ada kepentingan keluarga,"
"Jadi mana mungkin, aku ini pernah ketemu, apalagi pernah deket sama mas Alex sebelumnya?" Ucapnya lagi dalam hati, yang kemudian langsung menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar.
"Aduuuuuh! Ada-ada aja sih, kamu Dinda!"
"Silahkan duduk, silahkan duduk!" Ucap Pak Hadi, yang langsung saja menyuruh Alex calon menantunya itu, untuk duduk dihadapannya dan juga dihadapan Pak Penghulu. Lebih tepatnya lagi, duduk di samping Dinda, Putri semata wayangnya.
"Ia Om, terimakasih!" Jawab Alex, yang langsung tersenyum dengan sangat sopan. Kemudian, dengan sangat berat hati, ia pun langsung duduk tepat di samping Dinda, calon istrinya.
"Ya, Tuhaaaan! Mamah itu udah gila kali, yah!" Ucap Alex dalam hati, yang langsung saja menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar melihat penampilannya.
"Masa ia, sih? Mamah jodohin aku sama perempuan labil, baru gede, pengumbar aurat kayak gini?" Ucapnya lagi dalam hati, yang benar-benar tidak suka sama sekali, melihat penampilan seksinya itu, yang menonjolkan dengan sangat jelas belahan dadanya.
"Aduuuuh! Tenang Dinda, tenang Dindaaaa! Kamu nggak boleh deg-degan terus kayak gini!" Ucap Dinda dalam hati, yang dari tadi malah justru sibuk mengendalikan perasaannya, yang benar-benar semakin tidak karuan lagi, saat ia melihat Alex calon suaminya itu duduk di sampingnya.
"Kalau baru deket kayak gini aja, aku udah deg-degan banget kayak gini! Gimana kalau nanti aku ini udah bener-bener jadi istrinya?"
"Ya Tuhaaaan, mati aku!" Ucapnya lagi dalam hati, panik.
"Eh, kamu jangan seneng dulu, yah! Aku nikahin kamu itu, karena terpaksa! Karena perjodohan dari kedua orang tua kita!" Bisik Alex, yang dengan percaya dirinya tiba-tiba saja langsung berbicara seperti itu, tepat di telinganya.
"M_maskudnya?" Ucap Dinda bingung, dan langsung buru-buru menatap kearahnya. Namun sayang, Alex tidak menghiraukannya sedikit pun. Ia pun tetap memasang raut wajahnya yang dingin, dan bahkan tidak menolehnya sedikit pun.
"Y_ya udah Pak, saya sudah siap!" Ucapnya lagi, yang malah justru langsung menyuruh Pak Penghulu yang ada dihadapannya itu, untuk cepat-cepat menikahkannya. Karena ia tidak mau berbasa-basi, dan agar semuanya juga cepat selesai.
"Iiiiiihhhh! Ngeselin banget sih ini mas Alex! Dasar laki-laki sombong!" Ucap Dinda dalam hati, kesal.
"Ya udah pak Penghulu, mumpung putra saya ini sudah kebelet banget pengin kawin, lebih baik sekarang kita langsung mulai aja acara ijab qobul nya!" Ucap Ibu Mayang, yang benar-benar sudah tidak sabar ingin cepat-cepat menikahkan putra dan putrinya.
"Iya Pak, bener! Langsung di mulai saja acara ijab qobul nya!" Timpal Ibu Sari.
"Baik, kalau gitu! Apakah semuanya sudah siap?" Tanya Pak penghulu tersebut, untuk memastikan.
"Sudah Pak, semuanya sudah siap!" Jawab Pak Hadi dengan tegas. Hingga akhirnya, Pak penghulu tersebut pun langsung buru-buru memulai acara ijab qobul tersebut. Sedangkan Alex pun, lagi-lagi terlihat langsung menghela nafas pelan dan membuangnya kasar.
"Maafin Aku, Cindy! Bukanya aku bermaksud mau menghiyanati cinta dan juga janji kita! Tapi semua ini aku lakukan demi mamah dan juga almarhum papah! Aku bener-bener nggak mau, kalau aku sampai ngeliat orang tua aku sendiri sedih, karena aku menolak keinginan dari mereka!" Ucapnya dalam hati, yang dari tadi sebenarnya sangat sedih dan benar-benar tidak tega kepadanya. Karena ia merasa telah mengkhianati cinta dan juga perjanjian yang ia buat dulu dengannya, dengan cinta masa kecilnya.
"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya pak Penghulu tersebut lagi, setelah ia selesai menikahkannya.
"SAAAAAAH!" Jawab semua saksi yang ada di dalam ruangan tersebut, secara bersamaan.
"Alhamdulillaaaah! Akhirnya, sekarang ini kalian berdua sudah syah menjadi sepasang suami istri!" Ucap Pak Hadi, Ibu Sari, dan Ibu Mayang secara bersamaan, sambil tersenyum dengan raut wajah yang sangat bahagia.
"Horeeee! Om Alex sekarang udah punya istriiiii! Horeee, horeeee!" Teriak Luna, yang tak lain adalah keponakan kesayangan Alex, yang ternyata juga ikut hadir di acara pernikahan tersebut.
"Iya, sayang!" Ucap Alex yang langsung mencoba untuk tersenyum, sambil mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Dinda disampingnya, hanya bisa ikut meresponnya dengan senyuman, karena ia memang belum kenal akannya.
"Tante Dinda Tante Dinda, Tante Dinda cantik, deh!" Ucap Luna lagi, yang tiba-tiba langsung saja memuji-muji kecantikannya seperti itu.
"Makasiiiih!" Jawab Dinda yang langsung tersenyum, sambil ikut mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang.
"Eh, aku ingetin yah sama kamu! Jangan pernah sekalipun, kamu ini deket-deket sama keponakan aku ini!" Bisik Alex lagi, yang langsung saja mengingatkannya seperti itu.
"Karena apa? Karena aku nggak mau, kalau sampai keponakan aku ini berperilaku minus, sama seperti kamu!"
"B_berperilaku minus, sama seperti Dinda? M_maskudnya?" Jawab Dinda semakin bingung. Namun lagi-lagi sayang, Alex pun tidak perduli. Ia malah justru langsung menghela nafas pelan dan membuangnya kasar, melihatnya.
"Oh iya Om Alex, Om Alex bisa nggak cium tante Dinda? Sekarang ini kan, tante Dinda udah jadi istri Om?" Ucap Luna, yang dengan secara tiba-tiba lagi berbicara seperti itu.
Sehingga membuat semua orang yang ada didalam ruangan tersebut pun, kaget mendengarnya. Apalagi Ibu Sari, dan Ibu Mayang, mereka berdua pun langsung buru-buru menggoda sepasang pengantin baru tersebut.
"Ehem! Ehem!" Suara mereka berdua pura-pura batuk, sambil tersenyum jahil kearahnya.
"Mamah!" Ucap Alex, marah.
"I_ iya, m_mamah apa-apaan sih?" Ucap Dinda dengan sangat gugupnya, karena saking tegangnya.
"Ya nggak papa dong! Kalian berdua kan sekarang udah menikah!" Jawab Ibu Mayang.
"Pokoknya sekarang juga, kalian berdua ini harus, Cium! Cium! Cium! Cium!" Ucapnya lagi, yang langsung saja mengajak yang lainnya, untuk teriak menyuruhnya seperti itu. Sehingga semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut pun, serentak langsung mengikuti ucapannya itu.
"Iya, bener banget! Cium! Cium! Cium! Cium!" Teriak mereka semua secara bersamaan, yang terus-terusan menyuruhnya seperti itu tiada hentinya. Sehingga membuat Alex pun tak tahan mendengarnya.
"Y_ ya udah! Iya iya cukup! Sekarang juga, Alex cium Dinda nih!" Ucapnya yang langsung saja buru-buru menarik tangannya, dan langsung mengajaknya untuk berdiri. Kemudian, ia pun langsung merangkul pinggangnya.
"T_ tapi mas Alex,,,," Ucap Dinda gugup dan semakin tegang, bahkan jantungnya pun berdetak dengan sangat kencang. Bagaimana mungkin tidak, karena kalau sampai sekarang ini Alex suaminya itu benar jadi menciumnya, ini adalah kali pertama ia ciuman.
"Udah kamu diem aja! Kita ikuti aja permintaan dari mereka, biar semuanya cepet selesai!" Bisik Alex dengan raut wajah yang semakin dingin, sambil merangkulkan tangan Dinda istrinya itu, tepat ke pundaknya. Kemudian, ia pun langsung merangkul kembali pinggangnya.
"T_ tapi mas! T_ Tapi masalahnya, Dinda ini nggak bisa, Dinda ini belum pernah,,,,,,," seketika ucapan Dinda itu pun, langsung terpotong. DEG! Jantungnya itu pun seketika langsung berdetak semakin kencang, karena dengan secara tiba-tiba Alex pun langsung mencium bibirnya.