Setengah jam kemudian,,,,,,
DI PERJALANAN.
Terlihat Dinda dan teman-teman sekelasnya, Nita, Tari, Sinta, yang sedang dalam perjalanan menuju sebuah perusahaan, tempat di mana ia dan teman-temannya itu, hari ini akan magang.
"Aku benar-benar nggak nyangka! Ternyata masalah dikeluarga Mas Alex itu, benar-benar serumit itu?" Ucap Dinda dalam hati, yang dari tadi selama di sepanjang perjalanan, terlihat terus terbengong tiada henti, memikirkan perdebatan sengit antara Ayu kakak iparnya, dengan Ibu Mayang Mamah mertuanya itu tadi.
"Din, loh itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi bengong terus?" Tanya Sinta, penasaran.
"Tau nih, Dinda! Ada apa sih?" Timpal Nita, yang juga ikut penasaran.
"Terus loh juga kenapa? Kok akhir-akhir ini, kayaknya loh itu jadi aneh banget?"
"Iya nih Dinda, loh kenapa sih?" Timpal Tari, salah satu dari temannya lagi.
"Udah kemaren loh ngilang hampir 2 hari nggak kasih kabar ke kita-kita, mana Handphone loh juga nggak bisa dihubungi, bikin kita panik aja, tau nggak?"
"Sebenarnya loh itu dari mana aja sih, kemaren-kemaren?"
"Loh nggak tau, yah? Para fans-fans loh, tuh! Sama kak Rio, dari kemaren nyari-nyariin loh mulu!" Ucapnya lagi, serius. Kalau kemaren selama Dinda menonaktifkan ponselnya, memang banyak sekali para fans-fans cowok disekolahannya, yang terus-terusan bertanya dan mencari-cari keberadaannya. Terutama Rio, kakak kelasnya yang sudah lama mempunyai perasaan kepadanya, dan sampai sekarang pun masih terus mengejar-ngejarnya untuk menjadi kekasihnya, meskipun tidak ada respon darinya.
"Tau loh, Dinda! Dari mana aja sih loh, kemaren-kemaren?" Timpal Nita lagi, yang lagi-lagi terus bertanya-tanya seperti itu. Sehingga Dinda yang mendengarnya pun, seketika langsung gugup dibuatnya.
"Oh, i_itu! G_gue kemaren, eeemmm? I_itu,,,,," seketika ia pun langsung terdiam, sambil menghela nafas pelan dan membuangnya kasar.
"Aduuuuuh! Gue harus kasih alasan apa nih, sama mereka? Gue yakin deh, mau gue kasih alasan apapun juga sama mereka, pasti mereka semua nggak akan pernah percaya, dengan apapun itu, alasan dari gue!" Ucapnya lagi dalam hati, panik dan bingung.
"Din, kok loh ditanya malah diem lagi sih? Loh kemaren-kemaren dari mana aja, nggak kasih kabar ke kita-kita?" Tanya Tari lagi, semakin penasaran.
"Oh k_kemaren yah? I_itu, g_gue kemarin lagi ada acara keluarga!" Jawab Dinda, berbohong.
"I_iya, bener! G_gue kemarin lagi ada acara keluar,,,,," seketika ucapannya itu pun, langsung terpotong.
"Eh semuanya, lihat deh! Itu bukannya perusahaan PT. PUTRA WIJAYA, tempat dimana kita semua hari ini akan magang yah?" Ucap Nita yang tiba-tiba saja langsung heboh, melihat betapa besar, megah, luas, dan tingginya perusahaan tersebut, yang benar-benar terlihat seperti gedung raksasa, karena saking besar, luas, dan tingginya. Sehingga Dinda dan teman-temannya yang melihatnya pun, seketika langsung kaget dibuatnya.
"What! I_ini serius? K_kita semua akan magang di perusahaan, segede itu?" Ucapnya tak percaya, sambil terus terbengong menatap kearah gedung raksasa tersebut.
"Waaah, Gila! Perusahaannya gede bangeeeet!" Sambung Nita, yang juga ikut terbengong melihatnya.
"Gue jadi nggak sabar nih, pengin cepet-cepet turun! Gue pengin lihat langsung dari dekat, perusahaan besar tempat kita magang itu!" Ucapnya lagi, yang benar-benar sudah tidak sabar ingin cepat-cepat turun dari dalam mobilnya, untuk melihatnya dari dekat.
"Iya, bener! Gue juga pengin lihat langsung perusahaan itu, dari dekat!" Sambung Sinta.
"Ya udah, ayo cepetan kita turun!" Sambung Tari, yang langsung buru-buru melangkah keluar dari dalam mobilnya, menuju perusahaan raksasa tersebut, diikuti oleh Dinda, Sinta, dan juga Nita dari belakang.
"Waaaaah, Gila! Serius deh, ini perusahaan emang bener-bener gede banget! Apalagi kalau dilihat dari dekat kayak gini!" Ucapnya lagi, yang sekarang ini sudah sampai dan berdiri tepat di depan perusahaan raksasa tersebut, bersama dengan Dinda, Sinta, dan juga Nita.
"Gue jadi penasaran deh, sebenarnya Sulthan dari mana sih? Yang bisa memiliki perusahaan raksasa segede ini?" Ucapnya lagi, yang malah justru semakin penasaran lagi dibuatnya.
"Iya, bener! Gue juga penasaran, sebenarnya laki-laki atau perempuan sih? Pemilik perusahaan ini?" Timpal Sinta.
"Secantik dan seganteng apa sih, rupanya?"
"Gue jadi tambah nggak sabar deh, pengin cepat-cepat masuk ke dalam perusahaan ini!"
"Pengin cepat-cepat bertemu langsung, dengan pemilik perusahaan tempat kita magang ini!"
"Ya udah, ayo, ayo! Gue juga udah nggak sabar nih, pengin cepet-cepet masuk!" Jawab Dinda, yang langsung buru-buru melangkah masuk menuju perusahaan tersebut, diikuti oleh teman-temannya itu dari belakang. Namun baru saja ia dan teman-temannya itu sampai di ruang resepsionis perusahaan tersebut, tiba-tiba saja,,,,,,
PRAAAAAKKKKK! PYAAAAAAARRRR! Seketika Guci antik kuno, yang terlihat sangatlah besar, dan juga sangat mewah, yang berdiri tepat di depan tempat resepsionis tersebut pun, tak sengaja terjatuh sampai pecah, tersenggol oleh Dinda. Sehingga semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut pun, seketika langsung kaget dan heboh.
"Y_ya ampun, ya ampun! G_gimana ini?" Ucap Dinda, yang langsung saja gugup dan tergesa-gesa, karena saking paniknya.
"Y_ya ampun Dinda, g_gimana ini Din? Kok bisa sampai kayak gini sih?" Ucap ketiga temannya, yang juga ikut panik.
"G_gue jaga nggak tau! G_gimana in,,,,,," seketika ucapan Dinda itu pun, langsung terpotong.
"Ya ampun, Mba! Mba ini kalau jalan hati-hati dong, Mba!" Ucap salah satu resepsionis yang bekerja di perusahaan tersebut, yang juga ikut panik melihat insiden tersebut.
"Ini tuh Guci antik limited edition, kesayangan Tuan muda loh, Mba! Yang baru saja Tuan muda beli, dari China!" Ucapnya lagi serius. Kalau Guci antik limited edition tersebut, adalah Guci antik kesayangan Tuan muda, yang tak lain adalah CEO di perusahaan tersebut, yang baru saja ia pesan dari China.
"Ya, Tuhaaaan! Gimana ini mba?" Ucapnya lagi, yang benar-benar terlihat sangatlah panik, karena ia benar-benar takut, kalau sampai ia terbawa-bawa oleh masalah tersebut.
"Ada apa ini? Ada apa?" Tanya seorang perempuan yang baru saja datang menghampiri mereka semua, yang tak lain adalah Dessy orang kepercayaan di perusahaan tersebut.